Jurusan Gizi Universitas Brawijaya Malang bekerjasama dengan PERGIZI PANGAN Indonesia dan Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia menyelenggarakan “Workshop dan Seminar Gizi Seimbang dan Keamanan Pangan”.
Acara yang diselenggarakan di Ruang Auditorium, Gedung Pusat Pendidikan (GPP) lantai 6 FKUB tersebut dilaksanakan pada hari Jum’at, (20/2), yang dihadiri oleh kurang lebih 154 peserta dan secara resmi dibuka oleh Dr.dr. Endang Sriwahyuni ,MS selaku Ketua Jurusan Gizi FKUB.
Terdapat dua materi yang disampaikan saat Seminar, antara lain : (1) Slogan dan Pesan Gizi Seimbang yang Baru yang disampaikan oleh Nia Novita Wirawan STP, M.Sc, dari Jurusan Gizi FKUB dan (2) Aspek Gizi, Cita Rasa, dan Keamanan Glutamat yang disampaikan oleh Prof. Dr. drh. Rizal M. Damanik, MrepSc dari Institut Pertanian Bogor (LB).
Dalam presentasinya Nia Novita Wirawan STP, M.Sc menjelaskan tentang Pedoman Gizi seimbang. Ia mengupas beberapa poin dalam paparannya antara lain : 1. Masalah gizi dan penyebabnya., 2. Perkembangan pedoman gizi seimbang,. 3. Pilar gizi seimbang dan 4. Slogan gizi seimbang.
Sementara itu, Prof. Dr. drh. Rizal M. Damanik, MrepSc juga menjelaskan, di Indonesia Gizi Seimbang (GS) dikembangkjan oleh Departemen Kesehatan (Depkes) pada tahun 1995 yang berupa PUGS, dengan 13 PGS dan logo TGS.
Gizi seimbang sendiri menurut Guru Besar Departement Gizi Masyarakat IPB ini adalah Anjuran makanan dan minuman yang memenuhi kebutuhan gizi, disertai anjuran kegiatan fisik agar tubuh sehat, aktif dan cerdas. Gizi seimbang terdiri dari air minum, makanan pokok, lauk pauk, sayur, buah, lemak, gula, garam dan bumbu, dan perlu adanya kegiatan fisik serta pemantauan berat badan, katanya.
Berdasarkan sebuah survey Riskesdas ditemukan kegemukan pada laki-laki berkisar 13, 9 % pada tahun 2007 dan meningkat menjadi 16,6 % pada tahun 2010, sedangkan pada perempuan kegemukan sekitar 23,8% pada tahun 2007 dan meingkat 26, 9 % pada tahun 2010. Beberapa tanda gizi tak seimbang tersebut membuktikan bahwa tingkat obesitas di Indonesia meningkat dan kegemukan pada wanita cenderung lebih beresiko, ungkapnya.
Disampaikan oleh Prof. Rizal Damanik, ada beberapa tips untuk menentukan bagaimana mengatur gizi seimbang yang sehat dan aman seperti : makanan dan minuman tidak berubah warna, aroma dan betuk, makanan dan minuman tidak mengandung kuman penyakit ( bakteri beracun), makanan tidak mengandung bahan kima beracun atau berbahaya, makanan dan minuman dikemas, diproses , diolah dan disimpan dengan cara yang benar, serta menggunakan bahan tambahan pangan yang aman dan tidak merusak kesehatan.
Selanjutnya, berikut beberapa tempat dan pangan yang sering menjadi sumber keracunan tempat tinggal 56,52%, sekolah 26, 09%, kantor/pabrik 5,22%, tempat terbuka 4,35%, hotel/restoran 1,74%, Supermarket/pasar 1,74%, panti asuhan 1,74%, tempat ibadah 0,87%, perayaan umum 0,87%, pelatihan 0, 87%, pangan jajanan 40, 87%, pangan olahan 24,35%, pangan jasa boga dan catering 15,65%, dan pangan rumah tangga 19, 13%. (An4nk)