Quantcast
Channel: FAKULTAS KEDOKTERAN
Viewing all 704 articles
Browse latest View live

UB Sediakan 30 Metal Detektor Antisipasi Kecurangan SPMK

$
0
0

Semakin banyaknya minat masyarakat untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi utamanya di Perguruan Tinggi Negeri (PTN), maka akan menjadikan sebuah peluang bisnis baru bagi para joki untuk menjalankan aksinya melakukan kecurangan agar dapat lolos menjadi mahasiswa pada jurusan dan  perguruan tinggi yang diminati.

Untuk mengantisipasi kecurangan tersebut, sebanyak 30 metal detektor yang disebar secara random oleh panitia pelaksanaan Seleksi Program Minat dan Kemampuan Universitas Brawijaya (SPMK UB) tahun 2015 untuk mengantisipasi terjadinya kecurangan selama pelaksanaan ujian. Pelaksanaan ujian seleksi masuk mahasiswa UB jalur SPMK dilaksanakan, Selasa (28/7).

Wakil Rektor I Bidang Akademik Prof. Dr. Ir. Kusmartono mengatakan bahwa 30 metal detektor disebar secara random pada 410 ruangan yang dilakukan untuk pelaksanaan ujian SPMK UB.

“30 metal detektor yang disediakan oleh panitia SPMK UB dioperasionalkan oleh petugas keamanan yang sudah dilatih terlebih dahulu,”katanya.

Salah seorang petugas keamanan di Gedung Samantha Krida FK UB, Iwan Setywan mengatakan bahwa suara dari metal detektor hanya bisa didengar  oleh petugas melalui headset pada saat mendeteksi benda-benda logam, seperti perhiasan, jam tangan, dan mobile phone.

“Seorang petugas membutuhkan waktu 30 hingga 60 menit untuk memeriksa satu peserta. Untuk menghindari bunyi yang ditimbulkan pada metal detektor, barang-barang logam harus diletakkan didalam tas agar tidak berbunyi pada saat petugas melaksanakan pemeriksaan dengan menggunakan metal detector,”katanya.

Sementara itu, sebanyak 11987 peserta mengikuti jalur masuk SPMK UB yang terdiri dari 7327 peserta saintek dan 4662 peserta soshum. Kepala Unit Informasi dan Kehumasan UB, Anang Sujoko S.Sos., M.Si., DCOMM mengatakan bahwa untuk jalur SPMK kuota yang ditetapkan sebanyak 3296 kursi. Jumlah tersebut kemungkinan akan bertambah untuk mengisi kekosongan kursi SBMPTN dan SNMPTN.

Ujian SPMK UB serentak dilaksanakan dalam waktu satu hari mulai pukul 09.00 sampai dengan 12.00. Untuk kelompok ujian saintek (IPA) materi yang diujikan adalah IPA dan IPA terpadu, Matematika, dan Bahasa Inggirs. Untuk Kelompok ujian IPS materi yang diujikan adalah IPS dan IPS terpadu, Matematika IPS, dan Bahasa Inggris.

Selain melaksanakan ujian tulis, peserta kelas internasional FEB dan kelas bahasa inggris FISIP diharuskan untuk mengikui ujian bahasa inggris yang dilaksanakan di Gedung Samantha Krida UB.

Pembantu Dekan I FISIP UB Maya Diah Nirwana S.Sos Msi mengatakan bahwa peserta kelas bahasa Inggris ada sebanyak 185 orang untuk prodi Hubungan Internasional dan Komunikasi. Sebanyak 185 peserta tersebut akan mengikuti ujian TOEFL Equivalent dan tes wawancara.

“Tes ini bertujuaan untuk menguji kemampuan bahasa inggris mereka dalam academic writting dan speaking. Untuk tes interview akan dilakukan oleh sepuluh dosen dari FISIP,”katanya.

Sementara untuk kelas internsional FEB diikuti sebanyak 124 peserta untuk tiga jurusan, akuntansi, manajemen, dan ekonomi pembangunan. Metode penyeleksiaan diukur dengan menggunakan bobot 60 persen tes tulis dan 40 untuk tes wawancara. Panitia dari seleksi mahasiswa kelas internasional FEB juga telah menyiapkan sebanyak sepuluh penguji dari dosen-dosen FEB UB. [Oky/ Humas UB/ An4nk / Humas_FKUB]


IPD Sosialisasikan Penyakit Hepatitis dan Pencegahannya Ke Masyarakat Malang

$
0
0

Dalam rangka peringatan Hari Hepatitis Sedunia Departemen Gastro Endro Hepatologi – Lab/SMF Ilmu Penyakit Dalam RSSA – FKUB menyelenggarakan World Hepatitis Day 2015, yang dilaksanakan pada Minggu pagi  (26/7) di Pusat Car Free Day  (CFD) Jalan Ijen Boulevard Kota Malang.

Dalam kegiatan ini Panitia bekerjasama dengan Jawa Pos Radar Malang, yang didukung oleh Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang, Pemerintah Kota Malang dan Dewan Perwakilan Daerah Kota Malang yang ditandai dengan penandatanganan deklarasi dan aksi long march membagikan brosur dan sosilasi bagi masyarakat yang sedang beraktivitas di CFD.

Berawal dari kepedulian terhadap sesama kegiatan ini merupakan upaya menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan dan pola hidup sevara teratur.  Berdasarkan data  Hepatitis saat ini telah banyak menyerang masyarakat Indonesia  dan penting sekali bagi kami para dokter sebagai tenaga kesehatan memberikan pencegahan dan deteksi dini bagi masyarakat Malang, ungkap Ketua Pelaksana dr. Syifa Mustika, SpPD.

Penyakit yang  disebabkan virus dan menyerang melalui proses peradangan pada hati ini terkadang tidak disadari oleh penderita oleh karena itu melalui kegiatan ini kami berharap masyarakat lebih waspada dan segera deteksi dini dan berkonsultasi dengan dokter apabila terdapat gejala-gejala ini, tutur Almuni FKUB angkatan 95 ini.

Selanjutnya Ia menambahkan, Hepatitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Virus dan ada banyak macam jenis Hepatitis yakni A – G, akan tetapi umumnya masyarakat kita seringkali terkena virus Hepatitis A dan E yang ditularkan melalui saluran pencernaan sedangkan B, C dan D ditularkan melalui cara-cara yang lain seperti kontaminasi melalui jarum suntik (bagi para pecandu dan pemakai narkoba), kontak darah dan free sex, jelasnya.

Bagi penderita Hepatitis A dan E gejala yang dirimbulkan antara lain mata menjadi kuning dan penyembuhannya membutuhkan waktu yang sedikit dan sempurna. Akan tetapi bagi penderita Hepatitis B dan C umumnya mereka tidak menyadari gejala vitrus yang sedang menyerangnya sampai kemudian sakit. “Ketidaktahuan dan minimnya kesadaran masyarakat kita untuk deteksi dini tentang kesehatan yang nampaknya menjadi salah satu faktor tingginya angka serangan hepatitis di Indonesia” tegasnya.

Dr. Syifa berharap dengan adanya kegiatan ini masyarakat semakin sadar tentang status kesehatannya, bagaimana cara pencegahan dan langkah apa yang harus ditempuh untuk mengetahui sistem imun dirinya. Menurutnya, masyarakat tidak perlu segan untuk datang berkonsultasi ke dokter tanpa harus sakit terlebih dahulu, penting sekali memperhatikan dan mencegah penyakit yang akan menyerang kita.  Selain konsultasi ke dokter masyarakat harus mengatur pola makan, olahraga secara teratur, imunisasi dan vaksinasi serta cek lab apabila diperlukan.

Selain itu proteksi diri dengan menjauhi narkoba terutama dengan memakai jarum suntik secara bergantian, hindari pula sex bebas karena kita tidak pernah tahu virus apa yang akan ditularkan kepada kita melalui hal itu dan sebagai bentuk perhatian kami juga membuka klinik konsultasi tiap hari Selasa  dan Kamis di poli  Gastro Entro Hepatologi  -  RSSA, tambahnya.

Turut Hadir pada kesempatan ini  Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FKUB, Ketua Bakordik RSSA, Anggota DPRD Kota Malang, Dokter IPD RSSA,  PPDS dan Co Ass. (An4nk/ Humas – FKUB)

S2 Biomedik Susun Borang Akreditasi, Sebagai Langkah Persiapan Menuju Reakreditasi dan Sertifikasi Internasional

$
0
0

Program Studi Magister Ilmu Biomedik – Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (PMIB – FKUB), saat ini sedang mempersiapkan dan menyusun Borang  akreditasi. Hal ini dilakukan sebagai upaya dalam  rangka mendukung Komitmen UB untuk “go International” melalui langkah – langkah strategis dan beberapa persiapan serta kerja keras agar upaya internasionalisasi dapat segera terwujud.

Oleh karena itu diperlukan adanya suatu kegiatan yang dapat menunjang persiapan internasionalisasi melalui sertifikasi ASEAN University Network – Quality Assurance (AUN  – QA) dan pelaksanaan akreditasi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN – PT).

S2 Biomedik yang beberapa waktu lalu telah mendapatkan Akreditasi A dari BAN – PT pada tahun 2016 nanti direncanakan akan melaksanakan akreditasi dari  BAN- PT kembali sekaligus mempersiapkan diri akreditasi AUN QA.

Dalam mendukung upaya ini Prodi S2 Biomedik FKUB menyelenggarakan kegiatan “Lokakarya Penyusunan Borang Akreditasi BAN PT Program Magister Ilmu Biomedik (PMIB) untuk Menunjang Sertifikasi Internasional  AUN –QA”  yang dilaksanakan pada Rabu – Jum’at (29-31/7) dan dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan Bidang Akademik FKUB Dr. dr. Wisnu Barlianto, SpA (K).

Dalam sambutannya Wakil Dekan I FKUB menyampaikan,  bahwa pada saat ini  akreditasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi sebuah institusi. Dimana saat ini seluruh Pimpinan UB saat ini sedang fokus mendukung seluruh prodi dalam proses menuju internasionalisasi AUN – QA.

PMIB ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi prodi lain, pimpinan akan siap membantu untuk segala kebutuhan dan fasilitas seluruh prodi dalam mempertahankan akreditasi ini, harapnya.

Sementara itu Wakil Dekan II FKUB Dr. dr. Loeki Enggar Fitri, SpPARK yang  sekaligus mantan Sekretaris Prodi PMIB juga menambahkan,  Kegiatan ini bertujuan untuk menyusun borang akreditasi , dokumen pendukungnya dan evaluasi diri sebagai persiapan akreditasi oleh BAN – PT tahun 2016 nanti.  Diharapkan dari kegiatan ini akan terbentuk borang yang siap dinilai oleh BAN-PT sehingga PMIB-FKUB dapat mempertahankan nilai akreditasi A dan dapat menjadi dokumen pendukung untuk sertifikasi AUN-QA.

Selanjutnya, pada saat 2015 prodi  Magister Ilmu Biomedik mendapatkan dana hibah PHK –PKD UB bersama dengan 2 program studi lainnya di FK yakni PS. Farmasi dan PS S2 MMRS. Dan dana hibah tersebut dimanfaatkan oleh PMIB untuk terus mengembangkan program dalam  bentuk lokakarya sebagai langkah untuk mencapai tujuan dan kesepakatan bersama.

Beberapa langkah dan kegiatan untuk mendapatkan sertifikasi nasional ini dapat dipergunakan sebagai jembatan menuju sertifikasi internasional  yang dirancang secara lebih lengkap (comprehensif) cakupannya, tepat sasaran dan dapat mempresentasikan borang PMIB, dokumen pendukungnya dan evaluasi diri secara obyektif. Dalam kegiatan ini juga dibentuk tim lokakarya yang bertugas untuk menysun borang, dokumen pendukung dan evaluasi diri dalam upaya  peningkatan kualitas data dukung akreditasi oleh BAN –PT.

Sebagai hasil akhir, out put dari kegiatan ini digunakan untuk menyusun borang akreditasi PMIB oleh BAN-PT tahun 2016 dan keluaran lainnya data borang ini digunakan juga untuk melengkapu dokumen SAR AUN –QA, jelasnya. (AN4nk/Humas-FKUB)

FKUB Terima Sebanyak 620 Calon Mahasiswa/I Baru pada Jalur SNMPTN dan SBMPTN

$
0
0

Berdasarkan data  terakhir  dari  Panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN),  Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) secara resmi menerima mahasiswa/I baru dari 6 Jurusan Strata I dengan jumlah total sebanyak 620 Calon Mahasiswa Baru angkatan 2015/2016.

620 Camaba ini terbagi pada Enam Jurusan Strata I di FKUB ini antara lain;  Program Studi Pendidikan Dokter, Program Studi Ilmu Keperawatan, Program Studi Ilmu Gizi, Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, Program Studi Kebidanan dan Program Studi Farmasi.

Menurut data laporan akhir  tersebut,   berikut jumlah calon mahasiswa/I FKUB yang lolos pada masing- masing jalur seleksi SNMPTN dan SBMPTN  : 1. Pendidikan Dokter (S1) menerima sebanyak 102 calon mahasiswa (SNMPTN) dan sebanyak 83 calon mahasiswa (SBMPTN).  2. Ilmu Keperawatan (S1) menerima sebanyak 41 calon mahasiswa (SNMPTN) dan sebanyak  26 mahasiswa/I (SBMPTN).  3. Ilmu Gizi (S1) menerima sebanyak 50 calon mahasiswa/I (SNMPTN) dan sebanyak 43 (SBMPTN).  4. Pendidikan Dokter Gigi  (S1) menerima sebanyak 59 calon mahasiswa/I (SNMPTN) dan  sebanyak 57 (SBMPTN). 5. Kebidanan menerima sebanyak 45 calon mahasiswi (SNMPTN) dan sebanyak 33 calon mahasiswi (SBMPTN). Dan 6. Farmasi menerima sebanyak 45 calon mahasiwa/I (SNMPTN) dan sebanyak 36 calon mahasiswa/I (SBMPTN). (Sumber Data:  Akademik UB / An4nk/HumasFKUB)

PSIK Selenggarakan Yudisium Bagi 110 Ners Baru

$
0
0

Jum’at (7/8), Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) menyelenggarakan Yudisium bagi sebanyak 110 mahasiswa/I nya.

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan FKUB, Prof. Dr. dr. Kusworini, M. Kes SpPK melaporkan, bahwa pada hari ini prodinya akan meyudisium sebanyak 110 orang mahasiswa/I.

Sementara itu, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama Dr. dr. Wisnu Barlianto, MSi, Med SpA (K) dalam sambutannya mengucapkan selamat atas tercapainya kelulusan para Ners baru ini, tentunya perjuangan besar dan berat saudara telah membuahkan hasil, katanya.

Selanjutnya Ia menambahkan, setelah ini saudara masih harus berjuang lagi yakni Uji Kompetensi Ners Indonesia (UKNI). Dimana Uji Kompetensi seperti ini merupakan suatu keharusan bagi setiap profesi bidang kesehatan.

Kali ini UKNI belum menjadi exit exam akan tetapi pada tahun – tahun mendatang UKNI merupakan syarat mutlak bagi para lulusan Ners sehingga hal tersebut akan menjadi berat untuk memperoleh Surat Tanda Praktek (STR) akan tetapi kami akan berupaya agar para lulusan kita berkualiatas dan lulus sesuai dengan harapan kita semua.

“Saudara harus dapat mempersiapkan UKNI dan kami berharap saudara dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas lulusan dalam UKNI yang tahun lalu tingkat kelulusannya mencapai skor 90 %” , pesannya. (An4nk/ Humas FKUB)

Dekan Resmi Melantik 31 Dokter Spesialis Baru

$
0
0

Jum’at (7/8) Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) Dr. dr. Sri Andarini, M.Kes,  berkesempatan memimpin pengambilan sumpah dalam acara pelantikan bagi sebanyak 31 dokter spesialis baru yang bertempat di Graha Medika FKUB.

Para dokter spesialis baru ini merupakan peserta pendidikan Program Dokter Spesialis I (PS- PDS I) FKUB. Tiga puluh satu dokter spesialis baru ini berasal dari beberapa departemen antara lain : Ilmu Kesehatan Mata sebanyak 1 orang, Patologi Klinik sebanyak 8 orang, Ilmu Kedokteran Emergensi Medicine sebanyak 4 orang, Ilmu Bedah sebanyak 5 orang, THT – KL sebanyak 1 orang, Ilmu Anestesi sebanyak 2 orang, Ilmu Kedokteran jantung dan Pembuluh sebanyak 9 orang.

Dalam sambutannya Dekan FK UB Dr. dr. Sri Andarini, M.Kes menghimbau para dokter spesialis baru untuk berperan memenuhi kebutuhan tenaga dokter spesialis yang masih kurang merata antara perkotaan dan pelosok desa. Beliau juga berharap kepada dokter spesialis baru untuk berperan maksimal sebagai tenaga profesional guna meningkatkan kualitas pelayanan dokter spesialis di rumah sakit.

“Kami berpesan kepada saudara para dokter spesialis baru untuk mencermati dan memahami peraturan perundang-undangan yang berlaku agar selamat dalam menjalankan tugas profesi dokter spesialis. Kami juga berharap kemampuan akademik yang saudara punyai terus dikembangkan sepanjang hayat sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan,” lanjut Sri Andarini.

Selain itu direktur RSUD Dr. Saiful Anwar dr. Budi Rahayu, MPH juga mengatakan kepada dokter spesialis bahwa ke depan bangsa ini tidak dapat mencegah masuknya jasa-jasa pelayanan kesehatan asing termasuk tenaga dokter dan dokter gigi asing.

“Anda yang baru dilantik harus tetap memahami dan menaati etika profesi dan menjaga standar profesi yang terdiri dari Sumpah dokter, Kode etik kedokteran dan Kode etik Rumah Sakit. Sikap profesionalisme adalah sikap yang bertanggung jawab, dalam arti sikap dan perilaku yang akuntabel kepada masyarakat, baik masyarakat profesi maupun klien. Itulah yang harus Anda pegang teguh dalam menghadapi tantangan ke depan apalagi saat AFTA diberlakukan dalam waktu dekat ini,” imbuh Budi Rahayu.

Berikut nama – nama ke- 31 dokter spesialis yang dilantik pada hari ini : dr. Mirza Metita, SpM, dr. Jullyanny Waty Wijaya, SpPK, dr. Resti Anggun Pertiwi, SpPK, dr. Melda Fio Flora Br Sijabat, SpPK dr. Eky Indyanty W. L, MMRS, SpPK, dr. Sherl;y Intanwati, MBiomed, SpPK, dr. Tora Jasa Achamar, SpPK, dr. Karomah Sriwedari, SpPK, dr. Syahrul Chilmu, SpPK, dr. Netty Nurnaningtyas, SpEM, dr. Lita Bestari, SpEM, dr. Taufiq Abdullah, SpEM, dr. Sri Wulandari, SpEM, dr. Dwanda Yuniro, SpB, dr. Herry Wibowo, MKes, SpB, dr. Fitrah Karman Arliyansyah, SpB, dr. Romy Hari Pujianto, SpB, dr. Andi Abdillah, SpB, dr. Ajeng Putika Sari, SpTHT-KL, dr. Angela Merici Bunga Boro, SpPD, dr. Suparno Adi Santika, SpAn, dr. Khadafi Indrawan, SpAn, dr. Miryanti Chayaningtias, SpJP, dr. Valerinna Yogibuana Swastika Putri, SpJP, dr. Arinta Setyasari, SpJP, dr. Bagus Hery Kuncahyo, SpJP, dr. Lowry Yunita, SpJP, dr. Rina Yuda Novira, SpJP, dr. Supono, SpJP, dr. Yanna Indrayana, SpJP. (An4nk/ Humas FKUB)

Focus Group Discussion : Peluang Emas Bagi Humas Untuk Optimalkan Perannya Sesuai OTK – UB Terbaru

$
0
0

FGD HUmasSehubungan dengan adanya perubahan tentang susunan struktur dan Organisasi Tata Kelola (OTK) yang baru pada beberapa bulan yang lalu, Universitas Brawijaya mengalami beberapa perubahan terutama dari sistem pengelolaan manajemen, perubahan unit kerja, dan bagian pendukung organisasinya. Termasuk didalamnya terdapat perubahan dalam struktur Unit Hubungan Masyarakat (Humas) UB.

Oleh karena itu, Unit Informasi dan Kehumasan (UIK) UB mengundang seluruh Koordinator PSIK dan Pelaksana Kehumasan di seluruh Fakultas dan Lembaga se-UB untuk membahas tentang perubahan struktur, peran, fungsi dan program kerja UIK pada kegiatan Forum Group Discussion (FGD) Tentang Pengelolaan Informasi dan Kehumasan yang dilaksanakan di ruang Sidang Rektor lantai 8, Kamis (13/8/15).

Sesuai dengan adanya perubahan OTK yang baru dan telah disetujui oleh Senat UB,  kini dengan adanya perubahan tentang Struktur Humas yang awalnya dari Bagian kecil kini Humas telah menjadi Unit setingkat UPT. UIK mempunyai beberapa program dalam proses program kerjanya dan memerlukan kerjasama agar terwujud.

Sebagai unit terbaru hal ini adalah sebuah revolusi yang berarti perubahan kehumasan yang tidak akan berperan banyak ketika top manajemen (Rektor) dan jajarannya tidak menghendaki perubahan struktur posisi Humas seperti sekarang ini.

Oleh karena itu, saat ini adalah sebuah peluang emas untuk mengoptimalkan perannya dan merupakan suatu masa emas yang memberikan kesempatan apakah seorang humas mempunyai kemampuan dan mampu menjalankan fungsi dan perannya dengan baik, Ungkap Ketua Unit Informasi dan Kehumasan (UIK), Anang Sujoko, S.Sos., M. Si., D. COMM.

Fungsi Kehumasan yang akan kita kerjakan disini adalah sesuai OTK, Unit Informasi Kehumasan UIK) ini melakukan koordinasi dengan Bagian Perencanaan, Sistem Informasi, Kehumasan, Keluhan dan Kerjasama (PSIK) untuk mewujudkan tugas dan fungsi. Salah satu poin yang paling utama  pada masa dua tahun yang lalu adalah pencitraan, tentunya dengan pencitraan yang positif kami berharap nantinya disesuaikan dengan kondisi yang ada dan tidak dibuat-buat, katanya.

Selanjutnya, Pencitraan yang dimaksudkan adalah reputasi dimana reputasi yang kita bangun adalah didasarkan atas kinerja kita. Sehingga persepsi yang terbangun berasal dari diri kita bukan rekayasa tertentu yang ada di media. Tetapi yang ditekankan disini adalah based on reputation. Pertumbuhan korrdinasi yang “cantik dan sexy” antara UIK dan PSIK sehingga kita mempunyai satu suara atau ritme kita akan bisa menularkan apa yang sebenarnya menjadi keunggulan kita dengan segala bentuk potensi yang ada di kampus kita, tegasnya.

Dosen Ilmu Komunikasi FISIP UB ini menambahkan, tetapi kalau kabar apik itu tidak disuarakan keluar maka yang tahu hanya kita. Bahkan sebagai contoh apa yang dikerjakan oleh salah satu dosen kita diluar kalau tidak di suarakan keluar maka tetangga kanan kiri (antar fakultas) pun tidak akan ada yang tahu. Tentunya dengan berbagai metode informasi yang positif hal itu dapat terselesaikan dan apa yang ingin kita sampaikan ke masyarakat harus dengan pengemasan yang baik dan support dari para pelaksana humas di seluruh unit di UB baik melalui media website, UB TV dan lain-lain.

Sehingga diharapkan dengan adanyta kegatan ini akan muncul kesepakatan dan koordinasi serta program untuk melaksanakannya sesuai visi dan misi UB, harapnya.

Sementara itu, Rektor UB mengatakan, Kegiatan ini sangat baik terutama untuk membuat suatu keseragaman konsep kehumasan sehingga antara Humas di Universitas dan di Fakultas akan in line dan dapat menyamakan persepsi.

Setiap Institusi pasti memilki hal yang baik dan hal yang tidak baik, dalam hal pencitraan dan promosi saya yakin UB sudah mampu menarik minat masyarakat untuk mengetahui keunggulan dan kelebihan di kampus ini, hal ini dibuktikan dengan tingginya minat dari calon mahasiswa yang ingin kuliah di UB yang mampu menduduki posisi kedua setelah UNPAD, terangnya.

Saya berharap kita dapat mengekspose sisi lain dari UB utamanya yang sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat dan segi pembelajaran bagi masyarakat yang harus dioptimalkan publikasinya, harap mantan Dekan FTUB ini.

Disamping itu, Sebagai Humas wajib mengetahui tentang apa yang terjadi dan perkembangan yang sedang berlangsung di UB, karena Humas harus bisa memberikan informasi yang akurat bagi stakeholder yang membutuhkan. (An4nk-HumasFK)

UB di Urutan Keenam Perguruan Tinggi Terbaik Indonesia 2015 Versi Kemenristek Dikti

$
0
0

Tepat pada peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70 pada 17 Agustus 2015, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristek Dikti RI) mengumumkan hasil klasifikasi dan pemeringkatan perguruan tinggi di Indonesia.

Pemeringkatan yang baru pertama kali dilakukan pada 2015 ini dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada masyarakat. Selain itu, pemeringkatan juga untuk mendorong perguruan tinggi dalam peningkatan kapasitasnya baik akademik maupun non akademik.

Data diambil dari laporan perguruan tinggi di Indonesia pada Pangkalan Data Perguruan Tinggi serta data eksternal Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) per Desember 2014. Lebih dari 4.000 perguruan tinggi baik swasta maupun negeri dilibatkan dalam pemeringkatan ini. Ada empat kriteria dalam pemeringkatan ini, meliputi kualitas sumber daya manusia, kualitas manajemen dan organisasi, kualitas kegiatan kemahasiswaan serta kualitas penelitian dan publikasi ilmiah.

Berikut daftar 11 perguruan tinggi terbaik di Indonesia tahun 2015 yang dikeluarkan oleh Kemenristek Dikti. 1). Institut Teknologi Banding (3,743), 2). Universitas Gadjah Mada (3,690), 3). Institut Pertanian Bogor (3,490), 4). Universitas Indonesia (3,412), 5). Institut Teknologi Sepuluh Nopember (3,289), 6). Universitas Brawijaya (3,217), 7). Universitas Padjadjaran (3,075), 8). Universitas Airlangga (3,064), 9). Universitas Sebelas Maret (3,035), 10). Universitas Diponegoro (2,983), 11). Universitas Hasanuddin (2,978).

Bagi kesebelas perguruan tinggi ini Kemenristek Dikti kemudian menyiapkan program-program agar mereka dapat bersaing dengan perguruan terbaik di dunia.

Untuk kategori kualitas sumber daya manusia, berikut adalah urutan daftar perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Yakni IPB, UGM, ITB, Universitas Negeri Malang, UI, Universitas Negeri Makassar, ITS, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Airlangga, dan Universitas Bengkulu.

Untuk kategori kualitas manajemen dan organisasi, berikut adalah urutan daftar perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Meliputi Politeknik Elektronik Negeri Surabaya, Universitas Gunadarma, ITS, UGM, UI, ITB, IPB, Universitas Kristen Petra, Universitas Sebelas Maret, dan Universitas Islam Indonesia.

Untuk kategori kualitas penelitian dan publikasi ilmiah, urutan datfar perguruan tinggi terbaik di Indonesia adalah sebagai berikut: ITB, IPB, UI, UGM, Unpad, Universitas Hasanuddin, Universitas Sebelas Maret, Universitas Brawijaya, ITS, dan Undip. Sementara untuk kategori kualitas kegiatan mahasiswa, urutannya adalah UGM, ITS, Universitas Brawijaya, ITB, IPB, UI, Universitas Airlangga, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Jenderal Soedirman, dan Undip.

Masuk Enam Besar, Rektor Bersyukur

Menduduki posisi keenam sebagai perguruan tinggi terbaik di Indonesia 2015 pada pemeringkatan yang dikeluarkan Kemenristek Dikti, Rektor Universitas Brawijaya (UB) mengaku bersyukur. Pasalnya, perguruan tinggi pada level peringkat diatasnya adalah perguruan tinggi ber-Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Sementara saat ini, UB masih berstatus sebagai Perguruan tinggi Badan Layanan Umum (BLU). “Jika diibaratkan, PT BHMN adalah PT yang sudah dewasa, sementara PT BLU adalah PT remaja,” kata Rektor Bisri.

Lebih jauh, Rektor menyadari kualitas SDM UB memang perlu diperbaiki. “Jumlah profesor dan doktor di UB tidak sebanding dengan jumlah dosen yang dimiliki,” tandasnya. Hal ini karena akhir-akhir ini UB banyak membuka program studi baru sehingga kebutuhan dosen pun banyak. Dalam waktu bersamaan, dilakukan moratorium PNS, sehingga grade-nya tidak tinggi. “Perbaikan SDM tidak bisa dilakukan secara instan. Butuh waktu panjang dan anggaran dana yang besar,” ungkapnya.

Karena itu, untuk solusi jangka pendek, pihaknya akan merekrut dosen dari PNS pada Kementerian lain dengan syarat memenuhi kompetensi. “Untuk menaikkan grade dalam waktu dekat, solusinya adalah membeli pemain jadi,” kata dia. “Dosen muda, baru dan baru S2, akan lama prosesnya sehingga justru menjadi masalah bagi UB,” Rektor menambahkan.

Pada waktu bersamaan, untuk program jangka panjangnya, UB mendorong para dosen segera studi lanjut dan mempercepat program peningkatan Guru Besar.

Untuk kategori kualitas manajemen dan organisasi, Rektor menyayangkan jika pemeringkatan hanya didasarkan pada akreditasi BAN-PT. Mengingat banyak program studi baru di UB, maka akreditasinya tidak bisa A. Padahal, manajemen dan organisasi di UB terakreditasi ISO 9001: 2008 serta beberapa lembaga akreditasi internasional seperti ABEST-21, IFT dan AUN-QA. Selain itu, UB juga berprestasi pada pelayanan prima.

Supaya ekspose UB menjadi tinggi di Indonesia dan dunia, Rektor mengapresiasi pemeringkatan dan berupaya untuk ikut serta pada semua pemeringkatan yang ada baik di Indonesia maupun internasional. Masing-masing pemeringkatan, menurut Rektor memiliki standar penilaian yang berbeda-beda. “Kita selalu berupaya untuk mempertahankan dan meningkatkan standar minimalnya,” kata Bisri. Beberapa pemeringkatan yang rutin mengikutsertakan UB setiap tahunnya adalah Webometrics dan 4ICU. “Pemeringkatan oleh Kemenristek DIkti ini baru pertama kali dikeluarkan,” ungkap Rektor. Pada waktu mendatang, Bisri menambahkan, UB berencana mengikuti pemeringkatan Greenmetric World University Rankings sebagai upaya menuju Green Campus.

Untuk pemeringkatan Kemenristek Dikti, pada tahun 2016 nanti, Rektor dan jajarannya mengupayakan agar UB menduduki peringkat lebih tinggi, keempat atau kelima. Untuk selanjutnya, Bisri telah berkoordinasi dengan Wakil Rektor. Masalah kualitas sumber daya manusia serta Manajemen dan organisasi akan ditangani oleh Wakil Rektor II bidang Administrasi dan Keuangan serta Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan dan Kerjasama. Masalah penelitian dan publikasi ilmiah akan ditangani oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik, sementara kualitas kegiatan kemahasiswaan akan ditangani oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan. [denok/Humas UB/CC.HumasFK]


Rektor Tandai Dimulainya Pembangunan Gedung Pendidikan Terpadu FKUB Setinggi 8 Lantai di RSSA

$
0
0

Kamis (20/8), Rektor Universitas Brawijaya Prof. Dr. Ir. Mochammad Bisri, MS berkesempatan memimpin prosesi “Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung Pendidikan Terpadu II  FKUB – RSSA” yang direncanakan setinggi 8 Lantai di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar (RSSA) Malang.

Dalam prosesi tersebut Rektor UB hadir dengan didampingi oleh Direktur RSSA beserta Wakil Direktur, Para Wakil Dekan (I dan III) serta para Pejabat dan Pimpinan Struktural dilingkungan FKUB dan RSSA.

Mewakili Dekan, Dr.dr.Loeki Enggar Fitri, M.Kes, SpPark selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan FKUB mengatakan, Pembangunan Gedung Pendidikan Terpadu FKUB -RSSA yang bertempat di RSSA ini direncanakan akan dibangun setinggi 8 lantai dan diharapkan akan selesai sesuai dengan kontrak pekerjaan batas maksimal pembangunan pada tanggal 27 Desember 2015 nanti, terangnya.

Selanjutnya mantan Sekretaris Prodi Magister Ilmu Biomedik ini berharap, dengan rencana pembangunan sekitar 3 bulan ini mudah-mudahan pada tahun pertama ini pembangunan struktur gedung kita dapat selesai tepat waktu, kemudian kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak kontraktor  PT. Panca Kartika Jaya, konsultan pengawas sebagai mitra kerja dan juga seluruh tim pembimbing teknis baik dari FKUB maupun RSSA atas kerjasamanya.

Memang pembangunan gedung ini tujuannya adalah untuk menfasilitasi terutama pendidikan dan juga pelayanan yang akan dilakukan oleh pihak FKUB dan RSSA, sehingga kami sangat berharap pembangunan ini dapat berjalan lancar dan nantinya tidak ada hambatan dan kendala apapun, katanya.

Selain itu, Ia juga berharap bantuan dari tim pembimbing teknis yang ada di RSSA dikarenakan lokasi pembangunan di RSSA yang jaraknya cukup jauh dari pengawasan tim FKUB sedangkan tim UB juga akan melaksanakan pengawasan secara berkala, ungkapnya.

Sementara itu Direktur RSSA, dr. Budi Rahaju, MPH juga menambahkan, pembangunan gedung ini adalah suatu impian bersama antara FKUB dan RSSA yang akhirnya dapat terwujud. Hari ini kita akan bersama-sama menyaksikan prosesi peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan Gedung Pendidikan Terpadu II ini.

Disamping itu karena letak lokasi lahan yang akan dibangun gedung ini berdekatan dengan ruang perawatan pasien, tentunya sesuai dengan standart akreditasi RSSA menjadi paripurna maka kami juga mengedepankan pelayanan,  kenyamanan dan keselamatan pasien.

RSSA pertama kalinya di Indonesia mendapatkan kepercayaan dari komite nasional dalam memperoleh akreditasi dari pemerintah untuk itu perlu sekali untuk menjaga dan  memperbaiki kualitas pelayanan terhadap pasien. Kami juga mohon maaf apabila kita harus sama-sama berkomitmen untuk menyelesaikan bangunan yang berkualitas dan tepat waktu serta tidak mengganggu pelayanan kesehatan serta kenyamanan pasien di RSSA.

Sebagai penutup Rektor UB dalam sambutannya menyampaikan, pembangunan gedung pendidikan terpadu ini  akhirnya dapat dilaksanakan mudah –mudahan tepat waktu dan tepat kualitas sehingga tidak terjadi keterlambatan pembangunan, tegasnya.

Kita sama-sama berharap pihak kontraktor dapat mengerjakannya dengan baik, pembangunan gedung di RSSA ini merupakan kerjasama membangun asset negara. UB milik negara begitu pula dengan RSSA juga milik negara kita punya anggaran untuk membangun asset negara. Kami berharap kedepan kerjasama ini terus kita jalin, karena kami merasakan kalau tidak ada kerjasama RSSA maka proses pendidikan di FKUB juga tidak dapat berjalan dengan maksimal.

Pemanfaatan pembangunan dalam kerjasama antar instansi ini sangat menguntungkan apabila asset negara ini dikelola dengan baik dan sinergis pemanfaatannya, harapnya. (An4nk – HumasFKUB)

FK UNLAM – RSUD Ulin Tunjuk Bagian IPD FKUB dan RSSA Untuk Jadi “Bapak Angkat” Pada Pendidikan Spesialistiknya

$
0
0

Sebagai sebuah kolaborasi Institusi dan Instansi penyelenggara Program Pendidikan Kedokteran Umum dan Spesialis, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) dan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar (RSSA) Malang,  terbukti telah mampu menelurkan banyak sekali tenaga medis baik dokter umum, dokter spesialis maupun tenaga kesehatan lainnya yang alumninya tersebar diseluruh pelosok dalam dan luar negeri.

Bentuk kolaborasi dan kerjasama antar kedua instansi yang sudah lama terjalin dengan apik ini kini dilirik oleh Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (FK-UNLAM) dan RSUD Ulin dengan berupaya menjalin kerjasama dengan keduanya, dimana FKUB dan RSSA akan diangkat menjadi “bapak angkat” sebagai upaya mereka yang dalam waktu dekat (FK-UNLAM dan RSUD Ulin) akan segera mengembangkan dan mempersiapkan diri dalam mendirikan pendidikan dokter spesialis terutama Ilmu Penyakit Dalam (IPD) di Banjarmasin.

Sebagai bentuk keinginan empat pihak maka dilaksanakan acara penandatanganan Moment of Understanding (MOU) yang dipusatkan di ruang singasari lantai 3 RSSA, pada rabu (12/8).

Direktur RSSA dr. Budi Rahaju, MPH dalam sambutannya menyatakan kesediaan untuk bekerja sama dengan kedua instansi di Banjarmasin ini.  Menurutnya, kerjasama ini baik seiring dengan langkah pemerintah kita dalam meningkatkan mutu dan kualitas tenaga kesehatan terutama diluar jawa. Kami berharap kerjasama ini dapat terus berlanjut tentunya tidak hanya Bagian Ilmu Penyakit Dalam (IPD) saja, akan tetapi semua prodi spesialis, katanya.

Selanjutnya, RSSA meskipun telah memperoleh akreditasi A baru-baru ini tentunya kami masih menyadari terdapat banyak kekurangan yang harus kami benahi.

Dekan FK-Unlam Prof. Dr. dr. H. Ruslan Muhyi, SpA (K) memaparkan, tujuan dari kerjasama ini adalah upaya FK-UNLAM dan RSUD Ulin dalam mengembangkan pendidikan kedokteran utamanya program spesialis di UNLAM dan RSUD ULin, katanya.

Selanjutnya Alumni FKUB angkatan 83 ini menambahkan, FK-Unlam saat ini masih terakreditasi “B”, akan tetapi kami sedang mempersiapkan proses reakreditasi yang akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat, dengan adanya kerjasama seperti ini diharapkan akreditasi kamni meningkat menjadi “A”.

FKUB-RSSA seperti yang saya ketahui sejak jaman saya menempuh pendidikan dulu telah banyak meluluskan para dokter yang alumninya berperan penting di Indonesia. Kerjasama ini sebenarnya berawal dari rencana kami menjadikan bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUB menjadi bapak angkat kami dari pembicaraan saya dengan dr. Budi pada saat reuni alumni bulan Januari lalu.

Terus terang fakultas kami masih baru mendidik sekitar 1000 mahasiswa sangat jauh tentunya dengan FKUB, sehingga memerlukan pengembangan diri dan lain-lain. Disamping itu,  kami (Dekan FK-UNLAM dan Direktur RSUD Ulin) adalah sama- sama alumni dari FKUB sehingga dalam perkembangannya ikatan psikologis kami dengan FKUB lebih kuat.

Sementara itu, Dekan FKUB Dr. dr. Sri Andarini, MKes mengucapkan banyak terima kasih atas kepercayaan dari FK-UNLAM dan RSUD Ulin Banjarmasin untuk melakukan kerjasama pada kami (Ilmu penyakit Dalam FKUB dan RSSA) sebagai bapak asuh. Seperti yang kita ketahui bersama IPD FKUB-RSSA ini beberapa tahun terakhir ini telah mampu mempertahankan prestasinya ranking 1 pada ujian IPD tingkat nasional, ucapnya bangga.

Selanjutnya, Kami di FKUB memiliki 27 prodi saya berharap kerjasama ini juga dapat dilakukan dengan prodi lain, tutur mantan Pembantu Dekan bidang Akademik FKUB ini. (An4nk)

Rapat Koordinasi Penggunaan Sarpras dan Laboratorium FKUB

$
0
0

Tingginya tingkat kerentanan akan  komplain tentang efisiensi penggunaan sarana prasarana   (ruang kuliah dan laboratorium) bagi seluruh program studi di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya,  membuat pimpinan FKUB harus segera mengambil langkah bijak dengan berupaya mempertemukan pihak program studi dengan pihak laboratorium dan para penjaga ruang.

Untuk mengetahui titik permasalahan dan mencari solusi maka pimpinan FKUB mengundang mereka dalam Rapat Koordinasi Penggunaan Sarpras (ruang kuliah) dan Laboratorium di FKUB  pada Jum’at (21/8).

Dalam rapat koordinasi yang dipimpin oleh Wakil Dekan II  Dr. dr. Loeki Enggar Fitri, M.Kes dan Kasubbag Umum dan Perlengkapan FKUB Lulut Endi Sutrisno, SE, MAB ini membahas tentang optimalisasi dan penataan jadwal penggunaan ruang kuliah dan lab di FKUB.

Wadek II FKUB dalam laporannya  menjelaskan, Kegiatan belajar mengajar dan praktek di laboratorium di FKUB ini sangat padat, apalagi dengan jumlah kuantitas mahasiswa yang sangat banyak serta jadwal pemakaian yang terkadang bersamaan dengan beberapa prodi lain di FKUB. Tentunya penataan jadwal serta efisiensi pemakaian ruang kuliah dan laboratorium harus terjadwal dengan baik.

Dengan adanya pertemuan antara Ketua Prodi, Kepala Laboratorium serta Para Penjaga Ruangan diharapkan akan menimbulkan sinergisitas serta ditemukan jalan keluar untuk mengatasi permasalahan ini.

Sebagai langkah awal pimpinan FKUB  melakukan hearing dengan para penanggungjawab ruang dan umum dari masing-masing program studi, dengan begitu sumber masalah dan penataan jadwal ini dapat terselesaikan.

Dari rapat koordinasi ini akhirnya ditemukan solusi yakni berkomunikasi secara persuasif dengan beberapa Kaprodi dan Kalab bahwa pemakaian ruangan kuliah bisa efisien apabila penggunaan ruangan sesuai dengan jadwal dan solusi mengganti dosen mata kuliah dengan dosen pengganti yang berhalangan dan bukan mengganti jam sehingga prodi lain yang kekurangan kelas dapat mempergunakan ruang kuliah yang telah disesuaikan dengan jadwal yang disepakati.

Sementara itu Kasubbag Umum dan Perlengkapan FKUB  akan terus melakukan ploting kelas atau ruang kuliah dan berkomunikasi secara terus-menerus dengan para penjaga ruangan dan berkoordinasi tentang pelayanan dalam bidang perlengkapan dan akan segera dilakukan perbaikan apabila kebutuhan belajar mengajar terganggu dan akan mengganti yang perlu diganti sesuai dengan prosedur yang berlaku, terangnya. (an4nk/HumasFKUB)

PSPD – FKUB Terima 24 Mahasiswa/I Asing Asal Malaysia

$
0
0

Sebanyak  24 mahasiswa/I  asing  asal Malaysia Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) diterima secara resmi oleh Wakil Rektor I Universitas Brawijaya (UB)  pada  Senin (10/8).

Mereka adalah para mahasiswa yang lolos setelah mengikuti  tahapan Seleksi Program Internasional (SPI) yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran  Universitas Brawijaya (FKUB) di Malaysia.

Dalam sambutannya Wakil Rektor I Bidang Akademik UB Prof. Dr. Ir. Kusmartono berpesan,  agar para mahasiswa/I asal  Malaysia ini nantinya dapat menyesuaikan budaya dan adat istiadat setempat. Dikarenakan ada banyak sekali hal –hal yang harus disesuaikan oleh para mahasiswa agar tidak mengalami kesulitan dan lancar dalam proses komunikasi dan proses selama menjalani pendidikan dokter di FKUB.

Selanjutnya para mahasiswa/I ini akan menjalani serangkaian orientasi yang dilaksanakan selama 2 pekan dan fokus terhadap gaya hidup remaja Indonesia, pemahaman budaya Indonesia khususnya di Kota Malang dan sekitarnya. Beberapa agenda telah disiapkan dalam bentuk presentasi dalam kelas dan peninjauan secara langsung tempat praktek dan situs sejarah Malang.

Direncanakan mereka akan diajak untuk melihat dan mengunjungi area kampus dan Sarpras penunjang akademik UB, Puskesmas Dau, Balai Materia Medika, Museum Anatomi Batu, dan akan didekatkan dengan masyarakat secara langsung dengan mengunjungi Pasar Besar Malang, Museum Brawijaya dan mereka dituntut untuk mendiskusikan pemahaman budaya dan pengarahan tentang Pluralitas Budaya dan Agama di Indonesia dan Asia Tenggara.

Materi dan kegiatan diatas akan dilaksanakan pada 10 – 28 Agustus 2015 dan pada saat penutupan nanti para mahasiswa ini dituntut untuk menunjukkan suatu pementasan budaya Malaysia untuk dapat dipertunjukkan di depan para pimpinan FKUB dan penyerahan sertifikat. (An4nk)

PIT XV Ilmu Penyakit Dalam

Seminar Awam Mengenal Lebih Dalam Reumatoid Arthritis : Penderita Perlu Perhatian Khusus

$
0
0

Perlunya perhatian khusus terhadap penderita Reumatoid Arthritis (RA) yang masih belum tersentuh layanan jaminan kesehatan menggugah kepedulian dari Divisi Reumatologi – Imunologi, SMF Ilmu Penyakit Dalam RS Dr. Saiful Anwar (RSSA) –FKUB untuk menyelenggarakan kegiatan seminar awam dengan tema “Mengenal lebih dalam Arthritis Rheumatoid”.

Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu (29/8) di Ruang Majapahit, lantai 3 RSSA ini menghadirkan 3 pemateri yakni Prof. Dr. dr. Handono Kalim, SpPD-KR,  Prof. Dr. dr. Kusworini, MKes, SpPK dan dr. C. Singgih Wahono, SpPD,KR.

Secara terpisah  Ketua Pelaksana,  Prof. Dr. dr. Handono Kalim, SpPD-KR saat diwawancarai Humas FKUB mengatakan, Penyakit Reumatoid Arthritis (RA) adalah salah satu jenis penyakit autoimun yang menyerang sendi dan struktur disekitar sendi. Penyakit autoimun adalah penyakit dimana sistem kekebalan tubuh (sistem imun) kita menyerang diri kita sendiri dan apabila gejala keradangan pada sendi ini dibiarkan, maka akan mengalami kerusakan sehingga menyebabkan terjadinya kecacatan.

Hal yang perlu diwaspadai apabila seseorang merasakan gejala seperti bengkak  merah dan nyeri pada sendi-sendi seperti tangan, pergelangan tangan, kaki, lutut, siku dan pergelangan kaki apabila gejala tersebut muncul lebih dari 6 minggu maka perlu dicurigai dan segera dikonsultasikan ke dokter.

Selain itu, gejala utama pada RA adalah terutama mengenai seperti ; Nyeri sendi, bengkak sendi, kekauan sendi, kekauan sendi biasanya setelah bangun pagi berlangsung sekitar 30 menit atau lebih, biasanya lebih dari satu sendi yang terkena, pada umumnya sendi pada anggota gerak kiri maupun kanan dan terkadang juga diserta dengan badan yang terasa mudah lelah, penurunan nafsu makan dan terkadang juga badan terasa hangat. Geajala RA juga kadang timbul dan kadang hilang. Apabila kambuh bisa berlangsung beberapa hari sampai beberapa bulan dan harus segera diobati.

Berdasarkan hasil survey di Indonesia sendiri penyakit ini menyerang sekitar 0,5 sampai 1% masyarakat kita. Berarti jumlah masyarakat yang mengalami hal ini berjumlah sekitar 400 ribuan orang, tegasnya.

Guru Besar FKUB Bidang Reumatology ini menambahkan, di Malang telah terdeteksi sekitar kurang lebih ada 200 pasien yang terekap dari catatan rumah sakit dan dokter praktek di Kota Malang. Penyakit ini lebih banyak menyerang wanita dari pada pria  dengan rata-rata usia 40 tahun keatas  dengan perbandingan 3 : 1 sedangkan pada pria kerentanan terserang penyakit ini biasanya pada usia yang lebih tua.

Kegiatan ini merupakan upaya pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan sebagai wujud kepedulian  dari anak-anak didik kita (mahasiswa S1 yang sedang Co Ass dan PPDS) dengan susah payah mereka mempersiapkan kegiatan ini dan berusaha mengumpulkan data pasien secara keliling dari setiap rumah sakit, klinik dan dokter praktek untuk mencari data pasien yang kemudian dihubungi dan diundang pada acara ini.

Peran kita sebagai tenaga medis tentunya sangat dibutuhkan dalam hal pendampingan dan dukungan bagi para penderita yang terserang penyakit yang memang belum diketahui penyebabnya ini sama seperti perhatian kami terhadap penderita Lupus yang sudah tergabung dalam organisasi Parahita.

Akan tetapi kami juga berupaya melalui kegiatan sosial bagi penderita dan keluarganya ini mereka mendapatkan tambahan pengetahuan tentang penyakit RA sekaligus menjadi kader kesehatan terutama bagi penderita RA lainnya.

“Yang paling utama kami juga berharap pemerintah dalam hal ini dapat memperdulikan dan menfasilitasi penderita dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan BPJS”, tandasnya.

Senada dengan Prof. Handono Kalim, Prof. Dr. dr. Kusworini, MKes, SpPK juga mendukung sekali upaya menyadarkan measyarakat dan memberikan pemahaman deteksi dini penyakit RA ini.

Ia berharap pemerintah juga menfasilitasi cek laboratorium kedalam layanan jaminan kesehatan  bagi para penderita RA. Karena penyakit ini selain diketahui dari gejala fisik juga dapat didiagnosa melalui tahapan-tahapan cek lab yang ada.

Menurutnya, upaya pencegahan dan deteksi dini dari sebuah penyakit seharusnya kolaborasi dari semua departemen kesehatan yang ada, seperti kami Ilmu Penyakit Dalam bekerjasama dengan bagian Patologi Klinik, Laboratorium Farmakologi, Laboratorium Patologi Klinik, Ilmu Kesehatan Anak, Mahasiswa S1 dan PPDS.

Kami sudah membentuk komunitas pasien Lupus yaitu Parahita, tetapi kami belum membentuk komunitas pasien RA. Oleh karena itu, dalam kegiatan ini kami berupaya mengumpulkan mereka sama seperti penderita Lupus kami akan melakukan pendampingan, sharing pengetahuan dan informasi pencegahan dan penganggulangan penyakit. Bentuk kerjasama dan kepedulian sosial yang berkesinambungan inilah yang menjadikan lulusan UB lebih menonjol dandikenal lebih peduli kepada masyarakatnya, ungkap Guru Besar yang sekaligus istri dari Prof. Handono Kalim ini.

Para penderita tidak perlu khawatir dan jika ingin bergabung dengan kami atau berkonsultasi kami bisa dihubungi di Divisi Reumatologi – Imunologi, SMF Ilmu Penyakit Dalam RSSA dan Poliklinik Reumatologi RSSA (senin, rabu dan jumat) pada pukul 09.00 – 14.00 WIB atau di Klinik Reumatologi dan Alergi Jalan Kawi 31 Malang. (An4nk-HumasFKUB)

Launching Kegiatan “Sabtuan” FKUB Menulis

$
0
0

Upaya meningkatkan kompetensi dan peningkatan kualitas dosen dalam menulis buku bagi para sivitas akademika (tenaga Pendidik dan Kependidikan) dilingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) tentunya dilakukan dengan tidak main-main dan akan difasilitasi secara khusus.

Keseriusan Dekan beserta para Wakil Dekan serta para Guru Besar diFKUB yang didukung oleh Rektor UB terlihat dari dilaksanakannya “Launching Kegiatan “Sabtuan” FKUB Menulis” pada Sabtu (29/8).

Ketua panitia launcing Kegiatan Sabtuan FKUB Menulis, Prof. Dr. dr. Edi Widjajanto, MS., SpPK (K) dalam laporannya menegaskan, kegiatan ini merupakan salah satu lanjutan dari rangkaian Gerakan FKUB Menulis yang diselenggarakan pada tahun 2014 lalu.

Selanjutnya ia mengatakan, bahwa pada hari ini merupakan action dari cita-cita kami menjadikan gagasan-gagasan dari sivitas akademika menjadi sebuah buku nyata. Saat ini telah ada sekitar 198 individu penulis yang telah berupaya menggagas untuk menulis buku, dan dari jumlah tersebut ada 72 yang sudah melengkapi bukunya ada penulisnya, ada gagasannya dan telah menentukan siapa yang dijadikan fasilitatornya atau partner kepakaran serta pendamping manuscriptnya. Sedangkan 116 lainnya saat ini sedang menentukan siapa fasilitator dan pendampingnya.

Kami berharap semua elemen sivitas akademika baik itu dosen, tenaga admin serta para mahasiswanya dapat berkontribusi dalam penulisan buku ini.  Disamping itu saya juga berharap dukungan dari semua pihak terutama dari Bapak Rektor di tingkat Universitas dan Dekan ditingkat Fakultas.

Dalam sambutannya Rektor UB, Prof. Dr. Ir. Mochammad Bisri, MS menyampaikan apresiasi atas inisiasi dan dukungan serta upaya dari para penggagas dan pimpinan FKUB yang memang betul-betul ingin meningkatkan kompetensi sivitas akademikanya untuk menghasilkan sebuah tulisan dalam bentuk buku.

Saya masih ingat pertama kalinya kegiatan ini akan dilaksanakan saya berfikir ini gagasan yang sangat baik dan saya berharap kegiatan ini dapat menginfluence bagi semua fakultas yang ada di UB, katanya.

Selama ini kita fokus terhadap Jurnal baik nasional maupun Internasional yang memang dalam fungsinya jurnal yang terpublikasikan menambah poin dalam akreditasi baik Prodi, Fakultas maupun Universitas. Selanjutnya, Jurnal sangat penting oleh karena itu Jurnal sangat ditekankan oleh Dikti sebagai standar penilaian dalam akreditasi sehingga kita kebanyakan menulis jurnal daripada buku, akan tetapi Dikti tidak melihat bahwa sebenarnya Buku merupakan hal yang sama pentingnya dengan jurnal.

Kami dari pimpinan sudah berupaya menfasilitasi para dosen terlebih dalam bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan rincian pendanaan sebesar 3 juta rupiah (penelitian) dan 1,5 juta rupiah (pengabdian kepada masyarakat). Disamping itu kami juga telah memberikan pendanaan yang cukup besar bagi perpustakaan kita dalam hal belanja buku referensi, akan tetapi dana tersebut sepertinya masih belum efisien apabila kuota pembaca (sivitas akademika UB) tidak selalu berkunjung ke perpustakaan untuk membaca dan mencari refernsi buku yang kami sediakan.

Oleh karena itu, saya berharap dengan adanya upaya membuat gerakan FKUB Menulis juga dapat ditularkan ke fakultas-fakultas lain agar membuat gerakan serupa sehingga nantinya akan terbit buku-buku referensi kita sendiri yang diterbitkan oleh UB Press dan akan dilengkapi dengan mesin alat anti plagiarisme.

Pada kesempatan yang sama Dekan FKUB Dr. dr. Sri ANdarini, M. Kes juga mengucapkan terima kasih atas upaya tim gerakan FKUb Menulis. “Kita tahu bahwa visi, dan misi kita adalah menuju ke taraf Internasional.

Dengan adanya kegiatan Gerakan FKUB Menulis buku ini semoga kita bisa meningkatkan informasi serta wadah penyampai ide kita untuk meningkatkan kompetensi generasi penerus kita berikutnya.

Pencegahan Plagiarisme ini sangat penting, dalam kegiatan sabtuan ini bapak – ibu semua tidaklah memiliki keharusan dan kewajiban untuk selalu hadir dalam setiap perjumpaan. Kami berharap kapanpun bapak – ibu telah berhasil menyelesaikan atau membuat konsep penulisan  buku kapanpun bisa menemui para fasilitator. Kami selaku pimpinan fakultas akan selalu mendukung tidak hanya dalam masalah penulisan buku, akan tetapi kami juga berharap bapak-ibu bersedia untuk menulis jurnal-jurnal ilmiah lainnya.

Memang saat ini FKUB dananya sedang terserap untuk pembangunan 2 gedung di UB dan di RSSA sedangkan RSAUB yang didanai oleh APBN , akan tetapi kami sudah menghitung-hitung anggaran kita masih cukup untuk mendanani dan menfasilitasi karya bapak-ibu semua, imbuhnya.

Ia juga berpesan dengan jargon “do writing right now” tidak mudah memang untuk menulis buku, akan tetapi kalau tidak dimulai dari sekarang tidak akan tercipta suatu karya bagi penerus bangsa. (An4nk-HumasFKUB)


Pengumuman Pelaksanaan Ordik Mahasiswa Program Pasca Sarjana Di Lingkungan UB

$
0
0

Pengumuman Pelaksanaan Ordik Mahasiswa Program Pasca Sarjana Di Lingkungan Universitas Brawijaya

TA. 2015/2016

Image0212

Image0213

hal 3_001

 

 

Sosialisasi SKP Dosen 2015

$
0
0

Sosialisasi SKP Dosen 2015

Download Materi Sosialisasi SKP Dosen 2015 yang telah  dilaksankan pada
hari         :  Jum’at
tanggal    :  28 Agustus 2015
tempat    :  Ruang Auditorium lt. 6 GPP FKUB
Pemateri :  Dr.dr.Loeki Enggar Fitri, M.Kes, Sp.Par.K (Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan)

Orientasi Pendidikan Maba Pascasarjana FK-UB

$
0
0

Sebanyak 36 mahasiswa baru program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK-UB) melaksanakan Orientasi Pendidikan, Jumat (4/9/2015). Para mahasiswa tersebut terdiri dari 24 mahasiswa baru Program Magister Ilmu Biomedik (PMIB), dimana 10 diantaranya mahasiswa asing dari Libya, serta 12 mahasiswa baru Program Doktor Ilmu Kedokteran. Kegiatan ini digelar di Gedung Pascasarjana FK-UB lantai satu.

Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan FK-UB Dr. dr. Loeki Enggar Fitri, M.Kes, Sp.ParK memberi ucapan selamat datang kepada para mahasiswa baru. “Selamat karena kalian telah terseleksi dan terpilih menjadi mahasiswa baru untuk program magister dan doktor. Di sini kalian diharapkan dapat belajar banyak mengenai biomedical science, technical biomedical science, serta bagaimana cara menulis tesis dan jurnal dengan baik,” katanya.

Dr. Loeki berpesan agar para mahasiswa program magister dan doktor mempunyai manajemen waktu yang baik agar dapat lulus tepat waktu. “Banyak program yang harus dikerjakan sebelum kelulusan, untuk itu terapkan manajemen waktu yang baik, sehingga dapat segera mengimplementasikan ilmu yang didapat secara personal maupun profesional,” ungkapnya.

Dalam kegiatan ini dilakukan presentasi profil PMIB oleh Sekretaris PMIB Dian Nugraheni M.Biomed, Profil Program Doktor Ilmu Kedokteran oleh Sekretaris Program Doktor FK-UB Dr. drg. Nungki Permatasari, Sosialisasi ASEAN University Network Quality Assurance (AUN-QA) oleh dr. Siwipeni, M.Biomed, serta presentasi dari International Office UB. [Irene/An4nkHumas UB]

Maba FKUB Angkatan 2015 Ikuti Kuliah Perdana

$
0
0

Merupakan suatu hal yang belum pernah dibayangkan sebelumnya ketika para mahasiswa baru angkatan 2015/2016,  yang baru beberapa bulan yang lalu masih memakai seragam SMA dan sekarang resmi mulai memasuki masa kuliah dan semakin dekat dengan cita –cita dan impiannya.

Hal ini akhirnya diwujudkan  oleh sebanyak 853 mahasiswa baru dari 6 Jurusan dan Program Studi di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) yang pada Senin (7/9) kemarin, mengikuti Kuliah Perdana dan  terbagi dalam 2 sesi yakni sesi 1 pukul 07. 00 WIB dan sesi 2 pukul 09. 00 WIB. Kuliah Perdana ini dipusatkan di Aula Gedung Graha Medika Lantai 2 FKUB.

Hadir dalam kesempatan ini Dekan FKUB yang didampingi oleh para Pembantu Dekan, Para Kajur & Sekjur, para Kaprodi & Sekprodi, Kepala Tata Usaha serta para Kasubbag dan staf administrasi dilingkup FKUB dan PDG.

Dekan FKUB, Dr. dr. Sri Andarini, MKes menyambut baik para maba ini dengan menyapa dan mengucapkan selamat kepada seluruh maba yang hadir.

Dalam sambutannya Ia berpesan agar mahasiswa/I ini mampu belajar dengan sungguh – sungguh untuk meraih cita – citanya sebagai ahli kesehatan dibidangnya. Disamping itu saudara harus mampu menunjukkan sikap dan etika yang baik, karena meskipun saudara pintar dan berpengetahuan luas sekalipun kalau saudara belum bisa menunjukkan etika yang baik saudara akan rugi, ungkap mantan Pembantu Dekan Bidang Akademik FKUB ini.

Disamping itu, Dekan memberikan beberapa contoh tindakan tidak etis yang seharusnya tidak dilakukan oleh saudara selama proses pendidikan dan bekerja nanti karena hal ini dapat mempengaruhi keprofesionalitasan saudara dan berimbas dengan sanksi baik akademik, sosial dan norma masyarakat yang akan saudara tanggung. Saya berharap berlaku dan bertingkahlah yang sopan sesuai dengan attitude dan norma yang berlaku.

Dalam Kuliah Perdana ini hadir sebagai pemateri, dr. Saifur Rohman, SpJp (K) yang menyampaikan materi tentang  “Peran Mahasiswa Kedokteran Dalam Memperbaiki Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia”. (An4nk)

Berencana Dirikan Program Dokter Spesialis, Unila Berguru Ke FKUB

$
0
0

Dengan semakin banyaknya jumlah program studi  baik tingkat strata 1 maupun program pendidikan dokter  spesialis serta kualitas lulusan yang sudah tersebar di berbagai pelosok Nusantara, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) selalu dilirik oleh Fakultas Kedokteran di Indonesia untuk “berguru” dalam upaya mendirikan, meningkatkan kualitas dan proses pendidikannya.

Seperti yang dilakukan oleh Tim Fakultas Kedokteran Universitas Lampung yang pada Senin (7/9) kemarin melakukan kunjungan ke FKUB dalam upaya  menjajaki dan sharing untuk penyelenggaraan pendidikan dokter spesialis.

Dikatakan Asep Sukohar selaku perwakilan dari Universitas Lampung (Unila), FK- Unila saat ini sudah terakreditasi A sehingga diharapkan sudah harus mulai mempersiapkan pendirian Program Pendidikan Dokter Spesialis, tegasnya.

Kami di FK-Unila bekerjasama dengan Rumah Sakit Abdul Muluk dalam proses pendidikan selama ini. Dalam kesepakatannya, kami bersama-sama ingin mewujudkan sinkronisasi bagaimana cara untuk mendirikan dan proses menyelenggarakan Prodi Spesialis kedepan serta ingin bekerjasama lebih lanjut dengan FKUB dalam konteks Tri Darma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian dan Pengabidan kepada masyarakat).

Oleh karena itu, maksud dan tujuan kami berkunjung ke FKUB adalah untuk mengetahui hal teknis tersebut, katanya. Ia menambahkan, rencananya dalam tahap pertama ini kami akan berkunjung dan belajar banyak hal serta ingin bekerjasama  pada 4 prodi spesialis diantaranya : Obstetri dan Ginekologi, Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Kesehtan Respirasi dan Pulmonologi serta Ilmu Kesehatan Anak.

Menanggapi hal tersebut Dekan FKUB Dr. dr. Sri Andarini, MKes menyambut baik kunjungan yang dilakukan oleh FK-Unila.

Menurutnya, Kami sangat setuju dengan adanya upaya kerjasama dalam konteks Tri Darma PT yang dilakukan oleh FK-Unila. Kami juga berharap pihak FK-Unila tidak hanya bekerjasama dengan program spesialis, akan tetapi dengan semua program studi yang berjumlah 27 prodi.

Dalam kunjungannya tim FK-Unila beranggotakan Wakil Dekan, Ketua Bakordik, dan beberapa staff, sedangkan dari Pihak FKUB rombongan ini disambut oleh Dekan Dr. dr. Sri Andarini, MKes), Wakil Dekan I (dr. dr. Wisnu Barlianto) dan Ketua Kerjasama FKUB (dr. Wening Pratowo, SpF). (An4nk-Humas FKUB)

Viewing all 704 articles
Browse latest View live